Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Short Story of Love

Ibu : Taa, kamu sekarang sudah 20tahun. Apa Kamu ndak mau seperti mba-mba mu yang umur 21 tahun sudah menikah, bahkan sudah punya anak ? *Gadis kecil itu terlihat santai, walau sebenarnya hatinya sangat bergejolak. Ginta: Ginta takut mengenal laki-laki bu. Memandang saja Tak bisa lama-lama. Ginta takut jatuh cinta.  Ibu : Kenapa harus takut ? Tidak Ada yang salah dari sekedar rasa jatuh cinta. Kamu boleh cinta kepada siapa saja Ginta: Tapi aku takut nanti melakukan hal-hal yang melanggar Syariat bu Ibu : Itukan tergantung bagaimana kamu bisa membatasi atau tidak, ta Ginta: Ginta takut nanti cinta Ginta kepada Allah terbagi dengan yang lain Ibu: Apa Idolamu (Rasulullah) tidak pernah merasakan cinta ? Ibu rasa kamu sudah paham kisah cinta Rasulullah Ginta : Sebenarnya Ginta takut jika nantinya yang Ginta cintai bukan jodoh Ginta Ibu : Taa (mengelus kepala putrinya dengan halus). Kamu tidak perlu takut mengenal cinta. Kamu boleh berteman dengan laki-laki, asal kamu tida...
*Part 2*    Sekarang dia sudah jadi mahasiswa. Walaupun bukan di universitas impiannya, di enjoy saja. Dia hanya berprinsip sama seperti halnya pertama masuk MA (sekolah yang tidak pernah dia inginkan sebelumnya). Tapi ada motivasi keren yang bisa membuat dia bangkit “Lebih baik jadi kepala kucing, daripada buntut Harimau”. Begitulah dia, ingin menjadi kepala kucing yang bebas berpikir sendiri jalan hidupnya tanpa ikut-ikutan orang. Bukan Anggun kalau di suatu tempat tidak melakukan hal-hal gila. Dia akan berusaha menjadi kepala yang memimpin perubahan bagi anak-anak di sekitarnya. Apalagi soal mimpi yang ingin diraihnya. Kali ini dia ingin naik pesawat terbang. Simpel sekali… Satu tahun dia menjalani masa studinya dengan biasa-biasa saja. Kuliah-pondok-kuliah-pondok terlihat saklek karena jalan hidupku hanya seperti ini. Tidak seperti setahun yang lalu, dimana dirinya bebas bersepeda kemana saja sekuat dengkulnya. Bahkan melewati satu-tiga desa demi berkenalan den...