12 November 2019

Masih teringat jelas drama sebulan yang lalu. Bukan aku mengingat bahwa aku sudah berhasil menjadi sosok yang kuat. Tapi karena sampai saat ini aku belum bisa menyelesaikan masalah ini sendiri

Sungguh sebenarnya aku ingin menjadi manusia biasa. Sebaik-baiknya manusia yang bisa menguatkan orang lain. Dan aku pun tak tahu, kenapa Allah memberi jalan seperti ini.


F
L
A
S
H
B
A
C
K

Malam ini aku bersyukur bisa tidur diatas kasur. Suguhan teh hangat dan bakso malam ini benar-benar menjadi obat mujarab atas kelaparanku yang seharian ini ndak makan. Alhamdulillah, sahabat kecilku ini mengerti dan peduli. Dia mau menjemputku di depan hotel dekat kontrakan dia. Malam ini aku akan menginap di kontrakannya. Tempat sederhana yang tidak aku bayangkan sebelumnya. 
Berakhir sudah kisah perjalananku dari Purwokerto ke Samarinda disini. Ya. Aku masih di Jogja. Tempat impianku kuliah dulu. Tapi dengan selalu saja Ada kisah duka disini. Ketinggalan bis dan kereta hingga harus delay pulang kerumah. Dan Kali ini, baru saja aku ketinggalan pesawat.
Sunggguh penerbangan pertama yang sangat mengesankan.

Kukira, aku mampu mengatasi semua ini sendiri. Tapi tidak dengan kenyataannya.
Perjuangan semalam mengurus perizinan pondok untuk pergi ke Samarinda. Sudah aku sowan ke Ustadh untuk melakukan perjalanan ini. Alhamdulillah beliau ridho dengan pesan "Kalau ibu nyai sudah mengijinkan, berarti kamu harus di maksimal Kan. Sepulang nanti, langsung kejar ketertinggalan mengajimu. Juga disana, sampaikan saja apa yang kamu pahami. Jangan sampaikan apa-apa yanh tidak kamu pahami" 
"Sendiko dawuh tad"
Selesai sudah mengurus perizinan, saatnya berbenah. Mengurus baju-baju yang hendak aku bawa. Semua belum di setrika dan ditata. Lb, k¡

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGEMBALIKAN TULANG JEMARI YANG PATAH

Diary Santri Covid-19