Kimya Sang Putri Library
Bismillahirrahmanirrahim
Sebenarnya akan aku memulai
sesuatu. Tapi akan lebih indah jika aku berkabar tentang kepergianku. Alasan mengapa
aku meninggalkan Negeri Liken bukan hanya satu.
Beribu cerita biar jadi
kisah indah selama liburan disana. Aku bertemimakasih banyak kepada hujan yang
setia menemani kemanapun aku pergi. Pelukan Sang Gusti tak pernah pudar,
tatkala badai petir menyambar.
Aku bukanlah Kimya. Tapi aku
rasa kita memiliki banyak kesamaan. Kita sama-sama anak ketiga yang gila. Kimya
adalah sosok yang aku kenal lewat buku misterius milik temanku. Buku cerita
yang terlihat tebal. Kurasa akan membutuhkan banyak waktu untuk meng-khatam
kannya. Ternyata aku salah. Hanya dengan dua hari aku berhasil meng-khatam
kannya.
Saat aku terbawa ke dalam
kehidupan tahun 1423 M aku merasa akulah sosok Kimya disana. Saat dia
memperkenalkan diri bahwa dirinya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Anak
yang aneh karena selalu ber-ekstase kapanpun dia mau. Imajinasinya benar-benar
liar, sama halnya aku saat ini.
Ketika Kimya sudah menjadi
istri dari Syams, aku mulai merasa aku telah melewati hal yang sama. Dia di
bully oleh masyarakat karena terkurung dalam pinangan Syams. Dia di rumah,
hanya melayani Syams yang terkadang aneh. Tapi Syams adalah sosok yang
ber-mahabbah tingga. Sedang Kimya, sudah terlanjur mencintai Syams. Betapa dia
patuh kepada Syams ketika hari-harinya hanya di dalam kamar dengan lamunan
panjang. Dia rela menjadi bahan omongan banyak orang demi kekasihnya, Syams.
Ahhh, mengingat kisah Kimya
membuatku hampir gila. Setelah dua minggu aku membacanya pun aku masih teringat
kisahnya. Aku merasa hidup kembali di abad
tersebut dan berganti nama manjadi Kimya.
Akulah Kimya Millenial
Aku katakan itu, karena aku
sedang melewati masa dimana aku menjadi seorang yang sendirian. Berada di rumah
hanya dengan mengerjakan perkerjaan rumah, tidur, melamun, dan menulis.
Kimya kecil adalah sosok
yang gemar menulis. Meski kakak nya sering menghardik, bahwa menulis tidak ada
faedahnya. Tapi dia tetap gemar menulis dengan belajar kepada sosok Ahmed. Aku pun
seperti itu. Aku adalah anak bungsu yang ingin berbeda dengan kakak-kakakku. Saat
ini hanya aku yang ngotot ingin tetap kuliah. Padahal keturunan nenek-buyutku tak
ada satupun yang kuliah. Kata orang aku suka belajar, tapi aku rasa, aku hanya
senang berimajinasi. Ekstase yang sering dilakukan Kimya sering membuat ibu
bapaknya bingung dan hampir gila. Sama halnya kedua orang tuaku, yang saat ini
rela melepasku pergi ke kota untuk melanjutkan studi S1.
Katanya “Ketika bunga sudah
mekar, dan akan terus mekar sudah waktunya dia terlepas dari tangkainya. Kita harus
meng-ikhlaskan itu”
Memang aku dan Kimya berada
di abad yang berbeda, tapi banyak kesamaan yang aku bisa rasakan. Juga tentu
pelajaran yang aku dapatkan.
Kali ini pas dengan waktu hp
ku hilang. Selesai menjalani Ujian Akhir pondok dan kampus membuat aku hampir
mampus. Aku berkata pada diri sendiri
“Aku lelah dengan dunia”
Nyatanya memang terlihat
selama aku di kota ini aku terllau banyak mengejar jabatan dunia. Seringkali orang
mempercayaiku sebagai sosok rajin belajar dan kutu buku. Bukan itu. Aku hanya
sedang memenuhi nafsu-nafsu ku dengan bahasa “menggapai mimpi”. Aku memang
pemimpi sejati, begitulah aku saat ini.
Kehidupan kembali berarti,
ketika Allah ambil hp yang aku punya. Aku lebih bisa dekat dengan kuasa Illahi.
Karena tidak ada halangan untukku mencermati setiap tetesan embun pagi. Rintikan
hujan yang sangat dirindukan, makan bersama keluarga tanpa gangguan chattingan,
juga waktu tidurku lebih panjang disbanding biasanya. Aku lebih banyak
bersyukur, meski sebenarnya tak baik. Aku terlambat mendaftar sebuat tes yang
menjadi penentu apakah aku sudah layak mengikuti KKN, PPL, dan wisuda tentunya.
Aku gagal mendaftar di gelombang ini. Ya, rupanya memang aku tidak boleh
terlalu lama berlibur di negeri Liken,
Aku harus kembali ke aktivitasku
dengan regulasi baru. Aku harus bisa lebih cerdas mengatur waktu, juga mengatur
rasa yang tak pantas dirasakan. Rupanya masa-masa aku menjadi Kimya sebentar
lagi berakhir. Karena Hp sudah siap pakai. Hanya saja aku tak mau kehilangan
moment-moment kesendirianku.
Begitu ekstase yang sungguh begitu nikmat,
akan aku puaskan hari ini, di tempat ini.
Selamat tinggal Kimya Sang
Putri Rumi, sekarang kau harus siap menjadi Kimya Sang Putri Library…
Tandon, 11 Januari 2020/
10.22
Komentar
Posting Komentar