Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Ramadhan Story

Ya Allah, di akhir sisa hidupku ini Ampunilah dosaku dan kedua orang tuaku -Semarang, 2017- Sebuah do’a yang masih terekam dengan jelas. Potret pondok penghafal Qur’an di tengah hutan Semarang sana. Pertama kalinya hatiku meleleh, dengan do’a yang terpampang jelas di atap aula. Rumah panggung yang terlihat elok. Seolah aku melihat keelokan surga di dunia nyata. Melihat pesona gadis yang terjaga akhlaknya. Tersenyum melihat kamera yang aku bawa. Disanalah ada cerita alat digital begitu sangat dilarang. Aku diceritai pemilik pondoknya “Kalau santri ketahuan mainan hp, nanti kena ta’ziran berat”. Disini peraturan sagat ditegakkan. Sebuah pondok yang sederhana, berhasil mencuri perhatianku. Senyuman gadis kecil yang membius relung hatiku, seketika aku berkaca pada diri yang jauh dari kata suci. Kemana saja aku selama ini, kenapa tak penah berpikir untuk menjadi seorang penghafal al-Qur’an ? Berbagai drama membuat hatiku berkecamuk. Aku melihat jadwal keseharian satri di sana. Sel...

Seni Mengambil Hikmah (1)

SENI MENGAMBIL HIKMAH Part 1 Ada serangkaian kata yang membuat otakku sesak. Supaya hati tak berontak, biarkan aku bercerita. Malam ini, bersamamu... sepi Bismillahirrahmanirrahim... Aku akan membuka kisah masa lalu. Ketika drama perpisahan dimana aku harus pergi meninggalkan sebuah lingkungan yang nyaman. Nyaman karena aku merasa menjadi orang yang bermanfaat, mampu berkontribusi, menjadi peibadi yang pantang menyerah, ketika itu, aku selalu si dekatkan dengan orang-orang yang luar biasa. Disanalah aku menjadi seorang guru. Entah guru atau guru-guruan. Yang jelas aku senang sekali bisa terjun langsung didunia pendidikan. Cita-cita yang sedari kecil tercapai seketika aku gapai dengan jalan yang selalu Allah permudah. Ya. Aku telah menjadi guru pendidikan anak usia dini, guru privat, guru mengaji, juga yang paling berkesan, aku menjadi guru pendamping ABK. Sebuah kebahagiaan yang harus aku syukuri, karena aku telah dipertemukan dengan orang-orang hebat. Ada sekeluarga us...

Catatan Malam Santri Karangsuci

Sebagaimana kebahagiaan malam sebelumnya, nikmat malam terus-menerus bertambah. Sembari menunggu senyum sang rembulan yang aku ramal sebentar lagi akan menyapa. Bintang masih saja setia menemani kedamaian kita malam ini. Opening dengan lagu Aisyah, malam ini kisah tak ada pemisah. Rindu yang sudah kita tabung, sementara harus kita kurung. Sebagaimana kisah burung tak bersayap yang tidak bisa lagi terbang karena tiket pesawat sudah di refund nya. Ah, itu kisahku saja. Aku tak akan bercerita kesedihan malam ini. Kita sedang dalam kebahagiaan. Seiring do'a dan harapan orang tersayang di luar sana pun bahagia. Selama pandemi ini, kita lebih sering berkabar lewat do'a. Sungguh romantis bukan ? Anggap saja ini bonus, supaya kita lebih banyak bersyukur dan sadar. Bahwasanya nikmat Allah begitu luas. Seluas kebahagiaan malam ini, dimana kita dalam satu taman. Taman surga Al-Hidayah Karangsuci. Aku yang ditakdirkan disini, karena hidayah dan berharap menjadi orang terjaga kesucia...