MENGEMBALIKAN TULANG JEMARI YANG PATAH
MENGEMBALIKAN JEMARI YANG PATAH “Aku tidak bisa menulis. Tulang jemariku patah. Sibuk meninju kabar buruk”. Perkataan seseorang yang selalu terngiang di telingaku tiba-tiba tertanam subur di otakku. Seseorang yang selama ini aku jumpai melalui media sosial, tanpa tahu seperti apa aslinya. Parahnya, aku tidak tahu siapa dia dan dari mana asalnya. Hanya bermodal cerita temanku “Hei, Kak unyey ini enak sekali bahasanya, dia ternyata adiknya penulis kondang Indonesia loh”. Tanpa pikir panjang aku mencari akun Instagramnya. Setelah aku telusuri… Asik sekali. Akun dengan sedikit kata tapi tak pernah gagal mengungkapkan makna. Mulai saat itu aku mulai mengikuti setiap postingannya. Dari sekian tulisan yang beliau buat, tulisan itu yang menurutku paling berkesan. Karena cukup mewakili apa yang sedang saya rasakan. Bagiku, tulang jemari yang patah itu berarti menyembunyikan rasa sakit sendirian. Tidak ada keinginan pun berbagi cerita. Karena adanya rasa malas mengabadikan keadaan